JAKARTA, – Komponen turbo yang disematkan pada mobil (non-turbo), akhir-akhri ini terdengar sedang gaung di kalangan pecinta otomotif, roda empat empat khususnya. Pemasangan parts ini dapatmendongkrak performa mobil. Om Heron dari bengkel R Speed mengungkapkan, pabrikan otomotif sendiri sudah mulai menyematkan turbo pada produk mereka.
tidak perlu mesin besar, untuk dapatmencapai tenaga yang besar. Namun kembali ke kasus pertama, beberapa pemilik kendaraaan yang ingin modifikasi performa mobil melalui jalur turbo ini, tidak sedikit ada yang salah kaprah. Tentu saja efek buruk akan menghantui, dengan beragam kerugian. jadi petimbangkan soal kompresi mobilnya terlebih dulu, sebelum pemasangan.
karena turbo meningkatkan kompresi, jangan mobil yang sudahtinggi kompresinya (10,5:1, atau 11:1) malah ditambah turbo, mesin bisa jebol, papar Heron kepada KOMPAS.com, Kamis (4/10/2018).
“Tentu saja harus benar-benar dihitung angka kompresinya juga, supaya tidak merugikan ke depannya,” kata Heron. kemudian kata Heron, sesuaikan tekanan turbo yang mau dipakai, diimbangi dengan RON bahan bakarnya. Khususnya jenis-jenis bahan bakar yang telah ada di dalam negeri. tidak bisa misalnya kita memodifikasi ekstrem, tapi yang dipakai RON 98.
Padalah modifikasinya membutuhkan yanglebih dari itu, seperti AVGAS yang tidak dijual umum di jalanan. bisa repot, dan jangan menyusahkan diri sendiri, tutur Heron. ketiga ialah kecocokan mesin dan jenis turbo yang akan dipasangkan. Pasalnya tidak semua turbo sama, jadi kita tidak dapat asal comot dan pilih saja.
“Paling tidak mesti paham juga, apabila kita misalnya punya turbo Evo 2.000 cc, dan ingin dipasangkan di mobil LCGC (1.200 cc), rasanya tidak begitu pas juga, sebab terlalu besar, papar Heron.
Lalu ketikaingin pasang turbo, komponen dalam mesti mendukung. Seperti piston harus kuat, connecting rod dan lainnya mesti benar-benar bagus, jika tidak maka bisa bubar juga mesinnya, buat apa,” papar Heron.
Sumber : otomotif.kompas.com